Apabila
kita mengamati nash-nash yang shahîh dari al-Qur‘ân dan Sunnah serta
ditopang oleh pemahaman dan pandangan para Ulama dalam memahami
nash-nash tersebut, maka diketahui bahwa manusia akan melewati empat alam kehidupan, yaitu: alam rahim, alam dunia, alam barzakh (kubur), alam akhirat.
Semua proses kehidupan setiap alam tersebut memiliki kekhususan
masing-masing, tidak bisa disamakan antara satu dengan lainnya. Misalnya
alam rahim, mungkin saja bisa diketahui sebagian proses kehidupan di
sana melalui peralatan kedokteran yang canggih, tapi di balik itu semua,
masih banyak keajaiban yang tidak terungkap dengan jalan bagaimana pun.
Semua itu merupakan rahasia yang sengaja Allah Azza wa Jalla tutup dari
ilmu dan pandangan umat manusia. Allah Azza wa Jalla telah menerangkan
dalam firman-Nya yang berbunyi:
وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Tidaklah kalian diberi ilmu kecuali sedikit saja. [al-Isrâ‘/17:85]
Apalagi bila kita hendak berbicara tentang kehidupan alam kubur dan alam
akhirat, tiada pintu yang bisa kita buka kecuali pintu keimanan
terhadap yang ghaib, melalui teropong nash-nash al-Qur‘ân dan Sunnah.
Beriman dengan hal yang ghaib adalah barometer pembeda antara SEOrang Mukmin dengan SEOrang kafir, sebagaimana termaktub dalam firman Allah Azza wa Jalla :
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
Kitab (al-Qur‘ân) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib”.
[al-Baqarah/2:2-3]
Banyak nash dari al-Qur‘ân dan Sunnah yang mengukuhkan persoalan ini,
yang tidak mungkin diuraikan dalam tulisan yang singkat ini.
KEADAAN MANUSIA DI ALAM KUBUR
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti akan melewati alam kubur.
Alam ini disebut pula alam barzakh yang artinya perantara antara alam
dunia dengan alam akhirat, sebagaimana firman Allah k yang artinya,
“Apabila kematian datang kepada seseorang dari mereka, ia berkata, “Ya
Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekalikali tidak. Sesungguhnya itu
adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada
Barzakh (pembatas) hingga hari mereka dibangkitkan. [al-Mukminûn/23:100]
Para ahli tafsir dari Ulama Salaf sepakat mengatakan, “Barzakh adalah
perantara antara dunia dan akhirat, atau perantara antara masa setelah
mati dan hari kebangkitan. [1].
Alam Barzakh dinamakan dengan alam kubur adalah karena keadaan yang umum
terjadi. Karena pada umumnya jika manusia meninggal dunia, dia dikubur
dalam tanah. Namun, bukan berarti orang yang tidak dikubur terlepas dari
peristiwa-peristiwa alam barzakh. Seperti orang yang dimakan binatang
buas, tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar. Sebab Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Seperti yang diceritakan Rasulullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
عَنْ أَبِي هُر َيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّه صَلى اللَّهِ عَلَيْهِ وَ
سَلَمَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَل خَيْرًاقَطُّ فَإِذَا مَاتَ
فَحَرِّقُوْهُ وَاذْرُوْانِصفَهُ فِي البَرِّ وَنِصفَهُ فِي الْبَحْرِ فَوَ
اللَِّهِ لَئِنْ قَدَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِ بَنَّهُ عَذَابًا لاَ
يُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنْ العَالَمِيْنَ فَأَمَرَ اللّهُ الْبَحْرَ
فَجَمَعَ مَافِيْهِ وَأَمَرَ الْبَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيْهِ ثُمَّ قَالَ
لِمَ فَعَلْتَ قَالَ مِنْ خَشْيَتِكَ وَأَنْتَ أَعْلَمُ فَغَفَرَلَهُِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang tidak pernah beramal baik
sedikit pun berkata kepada keluarganya: apabila ia meninggal maka
bakarlah dia, lalu tumbuk tulangnya sehalus-halusnya. Kemudian sebarkan
saat angin kencang bertiup, sebagian di daratan dan sebagian lagi di
lautan. Lalu ia berkata, ‘Demi Allah, jika Allah mampu untuk
menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan azab yang tidak
diazab dengannya SEOrang pun
dari penduduk alam. Maka Allah memerintahkan lautan dan daratan untuk
mengumpulkan abunya yang terdapat didalamnya. Maka tiba-tiba ia berdiri
tegak. Lalu Allah bertanya kepadanya, “Apa yang mendorongnya untuk
melakukan hal tersebut? Ia menjawab, “karena takut kepada-Mu dan Engkau
lebih mengetahui (isi hatiku)”. Kemudian Allah mengampuninya. [2]
Dari kisah di atas dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut
berusaha untuk lari dari azab Allah Azza wa Jalla dengan cara yang
menurut akal pikirannya dapat membuatnya lolos dan lepas dari azab Allah
Azza wa Jalla. Tetapi hal tersebut tidak dapat melemahkan kekuasaan
Allah Azza wa Jalla . Bila seandainya ada seseorang mau melakukan tipuan
terhadap Allah Azza wa Jalla agar ia terlepas dari azab kubur,
sesungguhnya kekuasaan Allah Azza wa Jalla jauh lebih kuat daripada
tipuannya. Pada hakikatnya yang ditipu adalah dirinya sendiri.
Di alam kubur manusia akan mengalami kehidupan barzakh sampai terompet
sangkakala ditiup oleh malaikat Israfil. Di sana, ada yang bersukacita
dan ada pula yang berdukacita, ada yang bahagia dan ada pula yang
menderita. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Barâ’ bin ‘Azib
Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya SEOrang
hamba apabila akan menjumpai kehidupan akhirat dan berpisah dengan
kehidupan dunia, para malaikat turun mendatanginya, wajah mereka
bagaikan matahari. Mereka membawa kain kafan dan minyak harum dari
surga. Para malaikat tersebut duduk dengan jarak sejauh mata memandang.
Kemudian malaikat maut mendatanginya dan duduk dekat kepalanya seraya
berkata, “Wahai jiwa yang baik keluarlah menuju ampunan dan keridhaan
Allah.” Maka keluarlah ruh itu bagaikan air yang mengalir dari mulut
wadah air minum. Maka malaikat maut mengambil ruhnya. Bila ruh itu telah
diambil, para malaikat (yang membawa kafan dan minyak harum) tidak
membiarkan berada di tangannya walaupun sekejap mata hingga
mengambilnya. Lalu mereka bungkus ruh itu dengan kafan dan minyak harum
tersebut. Maka keluarlah darinya aroma, bagaikan aroma minyak kasturi
yang paling harum di muka bumi. Mereka membawa ruh itu naik menuju (ke
langit). Mereka melewati para malaikat yang bertanya, “Siapa bau harum
yang wangi ini?” Maka mereka menyebutnya dengan panggilan yang paling
baik di dunia. Sampai naik ke langit, lalu mereka meminta dibukakan
pintu langit, maka lalu dibukalah untuknya. Malaikat penghuni setiap
langit mengiringinya sampai pada langit berikutnya. Dan mereka berakhir
pada langit ketujuh. Allah berkata, ‘Tulislah kitab hamba-Ku pada
‘Illiyyin (tempat yang tinggi) dan kembalikan ia ke bumi, sesungguhnya
Aku menciptakan mereka dari bumi, kemudian di sanalah mereka
dikembalikan dan akan dibangkitkan kelak. Selanjutnya, ruhnya
dikembalikan ke jasadnya. Lalu datanglah kepadanya dua malaikat,keduanya
menyuruhnya untuk duduk. Kedua malaikat itu bertanya kepadanya, ‘Siapa
Rabbmu?’ Ia menjawab, “Rabbku adalah Allah”. ‘Apa agamamu?’ Ia
menjawab,agamaku Islam’. ‘Siapa orang yang diutus kepadamu ini?’ Ia
menjawab, ‘Ia adalah Rasulullâh. ‘Apa ilmumu?’ Ia menjawab, ‘Aku membaca
kitab Allah dan beriman dengannya’. Lalu diserukan dari langit,
‘Sungguh benar hambaku’. Maka bentangkanlah untuknya tikar dari
surga-Ku. Dan bukakan baginya pintu surga. Maka datanglah kepadanya
wangi surga dan dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang. Selanjutnya,
datang kepadanya orang yang berwajah tampan, berpakaian bagus dan harum
mewangi. Ia (orang berwajah tampan) berkata, “Bergembiralah dengan
semua yang menyenangkanmu. Inilah hari yang dijanjikan untukmu.” Maka ia
(mayat) pun bertanya, “Siapa anda, wajahmu yang membawa kebaikan?” Maka
ia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shaleh”. Ia bertanya lagi, “Ya
Allah, segerakanlah Kiamat agar aku bisa kembali kepada keluarga dan
hartaku.”
Dan bila SEOrang kafir, ia
berpindah dari dunia dan menuju ke alam akhirat. Dan para malaikat turun
dari langit menuju kepadanya dengan wajah yang hitam. Mereka membawa
kain rami yang kasar, mereka duduk dengan jarak dari mayat sejauh mata
memandang. Kemudian datanglah malaikat maut duduk di dekat kepalanya. Ia
berkata, “Wahai jiwa yang kotor, keluarlah menuju kemurkaan Allah.”
Selanjutnya, ruhnya pun menyebar ke seluruh tubuhnya dan malaikat maut
mencabut ruhnya dengan kuat seperti mencaput sisir besi dari ijuk yang
basah. Bila ruh itu telah diambil, para malaikat itu tidak membiarkannya
sekejap mata di tangan malaikat maut, sampai para malaikat
meletakkannya pada kain rami yang kasar tersebut. Kemudian ia
mengeluarkan bau yang paling busuk di muka bumi. Selanjutnya para
malaikat membawa naik ruh tersebut. Tiada malaikat yang mereka lewati
kecuali mereka mengatakan, ‘Bau apa yang sangat keji ini?’ ia dipanggil
dengan namanya yang paling jelek waktu di dunia. ketika arwahnya sampai
pada langit dunia dan malaikat meminta pintunya dibuka, akan tetapi
tidak diizinkan. Kemudian Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
membaca firman Allah:
لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ
Tidak dibukakan untuk mereka pintu langit, dan mereka tidak akan masuk
surga sampai onta masuk ke dalam lubang jarum”. [al-A‘râf/7:40]
Setelah itu, Allah Azza wa Jalla berkata, “Tulislah catatan amalnya di
Sijjîn pada lapisan bumi yang paling bawah”.Dan ruhnya dilemparkan
jauh-jauh. Kemudian Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca
ayat:
وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ
الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ
Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, maka SEOlah-olah
ia telah terjatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan oleh angin ke tempat yang jauh [al-Hajj/22:31]
Setelah itu ruhnya dikembalikan ke jasadnya, dan datang kepadanya dua
orang malaikat yang menyuruhnya duduk. Kedua malaikat itu bertanya,
‘Siapa Rabbmu? ia menjawab, ‘Ha ha, aku tidak tahu’. Mereka bertanya
lagi, “Siapakah orang yang diutus kepadamu ini?” Ia menjawab, “Ha ha,
aku tidak tahu.” Maka seseorang menyeru dari langit, “Sungguh ia telah
berdusta.” Bentangkan tikar untuknya dari api neraka dan bukakan salah
satu pinti neraka untuknya. Maka datanglah kepadanya angin panas neraka.
Lalu kuburnya disempitkan sehingga tulang-tulang rusuknya saling
berdempet. Kemudian datang kepadanya SEOrang
yang berwajah jelek, berpakaian jelek dan berbau busuk. Orang itu
berkata,“Berbahagialah dengan apa yang menyakitimu, inilah hari yang
dijanjikan padamu.” Lalu ia (mayat) bertanya, “Siapa engkau yang
berwajah jelek?” Ia menjawab, “Aku adalah amalanmu yang keji.” Lalu
mayat itu mengatakan, “Rabb ku janganlah engkau datangkan Kiamat.” [3]
Jika SEOrang Muslim mau
merenung sejenak bagaimana keadaan dan kondisi kehidupannya nanti di
alam kubur, niscaya ia akan menjauhi perbuatan maksiat dan dosa.
Bayangkan, bagaimana keadaan kita ketika berada dalam sebuah lubang yang
sempit lagi gelap, serta tidak ada cahaya sedikit pun. Betapa mencekam
suasana gelap itu dan menimbulkan rasa takut yang dalam, napas terasa
sesak, semakin lama semakin sulit untuk bernapas, rasa haus, lapar,
panas, mau berteriak tidak SEOrang pun yang mendengar.
Akan tetapi alam kubur jauh berbeda dari semua itu. Tidak hanya sebatas
apa yang tergambar ketika kita berada dalam sebuah lubang sempit dan
gelap. Suasana di sana akan ditentukan oleh amalan kita sewaktu di
dunia. Orang yang beramal shaleh waktu di dunia, ia akan lulus dalam
menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas hamparan tikar dari surga,
ditemani oleh orang berbau wangi dan berwajah tampan. Kemudian
senantiasa mencium bau harum hembusan angin surga.
Adapun orang yang ketika hidup di dunia bergelimang dosa dan maksiat,
apalagi melakukan perbuatan syirik. Ia tidak akan bisa menjawab
pertanyaan malaikat. Tidur di atas hamparan tikar dari api neraka, di
temani oleh orang berbau busuk dan berwajah buruk. Kemudian ia
senantiasa mencium bau busuk hembusan panas api neraka. Bahkan setiap
manusia akan diperlihatkan tempat tinggalnya saat di alam kubur pada
waktu pagi dan sore. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ
وَالْعَشِىِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهِلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهلِ الجَنَّةَ
وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْل النَّار يُقَالُ هََِذَا
مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَشَكَ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Apabila seseorang telah mati, akan diperlihatkan kepadanya tempat
tinggalnya pada waktu pagi dan sore. Jika ia termasuk penghuni surga,
maka diperlihatkan tempatnya di surga. Dan jika ia dari penghuni neraka
maka diperlihatkan tempatnya di neraka. Kemudian dikatakan kepadanya,
“Inilah tempatmu yang akan engkau tempati pada hari Kiamat”. [HR Muslim
no. 5110, Ahmad no. 5656, Mâlik no. 502]
Di antara hikmah diperlihatkannya tempat seseorang di akherat kelak
ketika berada di alam kubur adalah agar semakin menimbulkan rasa syukur
dalam diri orang yang beramal shaleh. Ini adalah salah satu bentuk
nikmat yang dirasakannya dalam alam kubur. Adapun bagi orang berbuat
dosa, maka itu akan semakin menambah rasa kekecewaan dan penyesalan
dalam dirinya. Ini adalah salah satu bentuk azab yang dialaminya dalam
alam kubur. Hal ini sebagaimana disebutkan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
لاَ يَدْ خُلُ أَحَدٌ الْجَنَّةَ إِلاَّ أُرِيَ مٌَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
لَوْ أَسَاءَ لِيَزْ دَادَ شُكرْرًا وَلاَ يَدْ خُلُ النَّارَ أَحَدٌ
إِلاَّ أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ لَوْ أحْسَنَ لِيَكُوْن عَلَيْهِ
حَسْرَةً
Tidak SEOrang pun masuk ke
dalam surga kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di
neraka,seandainya ia berbuat jelek, agar bertambah rasa syukurnya. Dan
tidaklah SEOrang pun masuk
ke dalam neraka kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga,
seandainya ia berbuat baik, agar semakin bertambah atasnya rasa
penyesalannya”. [HR al-Bukhâri no. 6084 dan Ahmad]
Dalam riwayat lain disebutkan: “Apabila SEOrang
hamba diletakkan di kuburnya, dan para pelayatnya pergi
meninggalkannya, sesungguhnya ia mendengar derap terompah mereka.
Kemudian datanglah kepadanya dua orang malaikat dan menyuruhnya duduk.
Mereka bertanya kepadanya, ‘Apa perkataanmu tentang orang ini?’ Adapun
orang Mukmin, maka ia akan menjawab, Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba
Allah dan utusan-Nya. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah tempatmu di
neraka. Sungguh, Allah telah menukarnya dengan surga, maka ia melihat
keduanya. berkata Qatâdah, ‘Disebutkan kepada kami bahwa kuburnya di
luaskan tujuh puluh hasta, yang dipenuhi oleh tumbuhan hijau sampai hari
mereka dibangkitkan.” [HR al-Bukhâri no. 1285, Muslim no. 5115, Ahmad
no. 11823]
KESIMPULAN:
1. Azab kubur bersifat umum bagi seluruh manusia,tidak khusus bagi umat nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
2. Di antara azab atau nikmat kubur ada yang berhubungan dengan ruh dan
jasad secara bersamaan dan ada pula yang khusus berhubungan dengan ruh
saja.
3. Semua ruh orang yang telah meninggal dunia berada di alam Barzakh, sekalipun ia dimakan binatang buas ataupun dibakar.
4. Seseorang tidak akan masuk surga atau neraka kecuali setelah
terjadinya hari Kiamat dan dibangkitnya seluruh manusia dari kuburnya.
PELAJARAN DI BALIK KEIMANAN KEPADA AZAB KUBUR
1. Menanamkan dalam diri seseorang sikap mawas diri dalam meninggalkan perintah-perintah agama.
2. Memiliki kemauan yang tinggi dalam melakukan amal shaleh, agar mendapat keberuntungan di alam kubur.
3. Menimbulkan rasa takut dalam diri seseorang untuk melakukan maksiat, agar terhindar dari azab kubur.
Wallâhu a‘lam.
Sabtu, 03 November 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Twitter Update
https://twitter.com/anist_amper
Welcome Message
ENJOY WITH MY BLOG :)
0 komentar:
Posting Komentar